Labels

Tuesday, March 19, 2013

reminds of you


            Dulu aku selalu membandingkan hidupku dengan yang lain. Seberapa menariknya hidupku dibanding mereka. Bagiku mereka hidup dengan penuh warna. Terutama warna cinta. Warna yang hingga saat itu belum aku miliki.
            Aku mengenal apa itu cinta. Aku juga tahu apa itu cinta. Aku juga merasakan cinta. Cinta dari orang tua. Cinta dari sahabat. Tapi belum cinta dari yang aku cintai. Kata teman-temanku aku termasuk tipe orang yang pemilih. Itu yang menyebabkanku menjomblo selama 19 tahun lamanya. Mungkin benar, dan aku bisa menerima itu sebagai alasannya.
            Tidak ada yang menarik bagiku. Entahlah, apa yang membuatku sampai saat itu belum bisa membuka hati. Saat itu aku sedang dekat dengan seorang teman cowok baru. Belum terlalu lama kenal. Namun aku dan dia sudah terlihat akrab. Saat aku tahu dia sudah punya pacar, aku berusaha untuk tidak terlalu sering berbalasan pesan singkat kepadanya dan mengurangi waktu bertemu. Alasanku masuk akal. Aku hanya tidak ingin pacarnya berpikir yang macam-macam tentangku. Siapa yang ingin disalahkan karena menjadi orang ketiga.
            Aku pernah berkata padanya, jika punya masalah yang ingin diceritakan, apapun itu, aku siap jadi pendengar yang baik. Semenjak itu ia jadi sering berbagi masalah kuliah, hal-hal buruk yang dia alami, bahkan tentang masalah percintaannya. Aku selalu berusaha menjadi pendengar yang baik dan memberikan saran yang terbaik menurutku dalam menyelesaikan setiap keluhannya. Makin hari kedekatan itu semakin terasa. Aku merasa tidak ada jarak diantara kami. Aku yang tahu dia hampir seluruhnya, dan dia yang sudah sangat mengenalku. Terlebih lagi, aku dan dia memiliki teman yang sama.
            Hari demi hari bergulir begitu cepat. Aku merasa saat itu hubungan kami tidak seharusnya seperti itu. Ada yang salah dari semuanya. Ini sudah terlalu jauh bagi hubungan seorang sahabat. Aku ingin menghentikan semuanya sebelum terlambat. Sempat aku menjauh darinya. Tapi aku jadi merasa bersalah saat dia mencari-cari keberadaanku yang tiba-tiba menghilang. Dan, akhirnya aku kembali padanya. Kembali kepada keadaan yang seharusnya tidak pernah terjadi. Aku dan dia, kami berdua jadian.
            Dia memutuskan pacarnya dengan alasan yang ia rahasiakan dariku. Aku merasa bersalah saat itu. Namun, hati tidak bisa berbohong. Aku memang menyukainya. Apalagi saat dia bilang bahwa dia juga menyukaiku. Baiklah, untuk saat itu aku tahu hati memang yang paling benar.
            Saat itu ada banyak sekali yang ingin aku lakukakn bersamanya. Layaknya seperti pasangan lain. Aku ingin melalukan itu bersamanya. Padahal kisah itu baru berjalan 45 hari. Tapi tiba-tiba semuanya itu sirna. Ternyata karma berlaku. Dan apa yang mereka katakan soal bahagia diatas kisah sedih orang lain tidak akan bertahan lama itu benar. Kami putus. Dia kembali pada mantan pacarnya. Cinta mereka ternyata belum usai. Aku benci. Aku benci saat semua yang sudah aku rencanakan untuknya harus hancur saat itu juga.
            Saat hari ulang tahunnya tiba, padahal dulu aku berencana akan memberikan kejutan yang tidak akan pernah dia lupakan. Tapi sepertinya kejutan itu akan diberikan orang lain, bukan aku.
            Selamat ulang tahun ya. Maaf karena aku tidak bisa mengucapkan kata-kata itu langsung padamu waktu itu. Pesan singkat berisi ucapan selamat ulangtahun yang kau terima saat itu sebenarnya bukan dariku. Mama yang mengirimnya padamu. Ia tidak ingin anaknya ini melupakan ulang tahun salah satu teman dekatnya.
            Sekali lagi selamat ulang tahun. Semoga kamu bisa menjadi orang yang sukses. Lebih baik dari sekarang. Jangan lupa bahagiakan kedua orang tuamu. Tunjukkan kepada mereka bahwa anak mereka adalah anak yang berbakti. Juga kamu harus jaga dia ya. Jangan sampai kamu sia-siakan dia yang udah mau nerima kamu lagi. Harus setia sama pasangan kamu sekarang. Aku yakin dari awal memang kita tidak berjodoh. Kamu akan kembali padanya. Cepat atau lambat itu akan terjadi. Dan ternyata itu terjadi lebih cepat dari yang aku bayangkan. Oh iya, terima kasih juga karena kamu udah mau mampir di kehidupan aku yang begitu tidak menarik. Terima kasih karena berkat kamu aku jadi bisa merasakan indahnya jatuh cinta, sakitnya sakit hati, dan satu hal yang sekarang aku yakin, karma itu ada. Kamu yang membuat kisahku menjadi menarik. Memberi warna di atas hati yang bersih ini. Sekarang bercak-bercak warna itu bertebaran. Sungguh kini aku merasakan pahit manisnya dilema percintaan. Maaf karena aku tidak bisa memberimu hadiah yang pantas untuk ini semua. Terakhir pesanku, jangan pernah lupakan bahwa kita pernah bersama. Jangan lupakan bahwa dulu aku pernah menjadi bagian dari cintamu. Sebaliknya, aku akan mengenangmu sebagai yang pertama. Selamanya. 

No comments:

Post a Comment